Rabu, 05 Oktober 2011

Cinta Hani Untuk Allah

                Sehari setelah perkenalan itu, Hani makin dekat saja denganku. Aku sangat menyayangi Hani. Hani anak yang baik, tapi aku tidak tahu bagaimana Islam Hani. Saat itu, aku sedang bersama Yayas dan Mia. Dua adik sepupuku ini sangat manja sekali, dimana saja.
“Kak, Mia tadi di kelas buat surat untuk Tika……” Yayas berujar padaku.
“Iya? Surat apa?” aku bertanya pada Yayas, sambil sedikit melirik Mia.
“Suraat…….” Mia segera merogoh tasnya, mengambil sebuah amplop putih. Tiba-tiba Hani datang, ia duduk di pangkuanku, kedekatanku dengan Hani terkadang membuat dua adik sepupuku ini protes. Aku memeluk Hani sejenak, mengambil amplop surat Mia dan mulai membaca.
“Tika suka sama Osa?” tanyaku pada Mia sambil menutup kembal amplop itu. 


Mia mengangguk pelan, Yayas hanya tersenyum jahil pada Mia. Hani dari tadi hanya menatap lagit biru yang luas.
“Rifky udah punya pacar dirumahnya Yas, hati-hati aja……” Mia tersenyum, sifat jahilnya kambuh.
“Iya, itu pacarnya, si Yayas…….” Aku menunjuk Yayas.
“Bukan kak, ada pacarnya Rifky dirumah, Yayas juga tahu…..” Yayas menyahut.
“Playboy dong??”  aku tersenyum
“Ih, Osa juga kok……..” Yayas tak mau kalah.
“Osa  juga??” tanyaku pada Mia, aku heran dua adikku ini sudah punya pacar semua, mereka masih terlalu kecil.
“Iya, bener kata Yayas…..”
“Kok masih mau??” Yayas dan Mia hanya tersenyum kecil, bel istirahat belum berbunyi. Itu artinya, aku bisa menemani mereka hingga dijemput. Aku bercakap sedikit tentang Rifky dan Osa, Mia dan Yayas yang sok tahu, menjawab seenaknya. tak lama, datanglah Dadan menjemput Yayas dan Mia. Sejenak tempat itu hening, aku dan Hani sama menatap langut biru. Memecah kesunyian, aku bertanya pada Hani iseng.
“Udah punya pacar belom Hani??”
“Nggak punya……”
“Suka sama siapa?”
“Nggak ada……”
“Sayang??”
“Nggak juga……”
“Ini aja deh, Hani cinta ama siapa hayoo??”
“Hani nggak cinta sama siapa-siapa kak, cinta Hani hanya satu dan hanya untuk Allah…….” Jawaban Hani membuatku terdiam, aku membelai kepalanya lembut dan tersenyum. Aku bangga dengan jawaban Hani, Hani tak seperti teman-temannya yang sibuk dengan urusan pacar, aku bangga dengan Hani, aku bangga bisa dekat dengan Hani. Cinta Hani hanyalah untuk Allah. Hanya satu, untuk Allah.  Jawaban yang jarang sekali didapatkan dari seorang anak orang kaya yang tak begitu memperdulikan agama. Jawaban yang jarang sekali dipikirkan oleh seorang anak kelas satu!


Kisah Nyata Yang Kualami, Jawaban Nyata Yang Kudengar Dari Seorang Hani, Anak kelas Satu A, Angkatan Ke 9

1 komentar:

  1. wah,subhanallah ya...aku juga suka sedih kalo liat anak2 SD atau SMP yang udah sibuk sama pacar2an. Padahal di usia seperti itu, lebih asyik di habiskan sama teman2. :)
    blognya keren...gimana sih pake widget lagu? aku udah coba tapi gagal terus :( *curhat. ajarin dong,,,

    BalasHapus

Rabu, 05 Oktober 2011

Cinta Hani Untuk Allah

                Sehari setelah perkenalan itu, Hani makin dekat saja denganku. Aku sangat menyayangi Hani. Hani anak yang baik, tapi aku tidak tahu bagaimana Islam Hani. Saat itu, aku sedang bersama Yayas dan Mia. Dua adik sepupuku ini sangat manja sekali, dimana saja.
“Kak, Mia tadi di kelas buat surat untuk Tika……” Yayas berujar padaku.
“Iya? Surat apa?” aku bertanya pada Yayas, sambil sedikit melirik Mia.
“Suraat…….” Mia segera merogoh tasnya, mengambil sebuah amplop putih. Tiba-tiba Hani datang, ia duduk di pangkuanku, kedekatanku dengan Hani terkadang membuat dua adik sepupuku ini protes. Aku memeluk Hani sejenak, mengambil amplop surat Mia dan mulai membaca.
“Tika suka sama Osa?” tanyaku pada Mia sambil menutup kembal amplop itu. 


Mia mengangguk pelan, Yayas hanya tersenyum jahil pada Mia. Hani dari tadi hanya menatap lagit biru yang luas.
“Rifky udah punya pacar dirumahnya Yas, hati-hati aja……” Mia tersenyum, sifat jahilnya kambuh.
“Iya, itu pacarnya, si Yayas…….” Aku menunjuk Yayas.
“Bukan kak, ada pacarnya Rifky dirumah, Yayas juga tahu…..” Yayas menyahut.
“Playboy dong??”  aku tersenyum
“Ih, Osa juga kok……..” Yayas tak mau kalah.
“Osa  juga??” tanyaku pada Mia, aku heran dua adikku ini sudah punya pacar semua, mereka masih terlalu kecil.
“Iya, bener kata Yayas…..”
“Kok masih mau??” Yayas dan Mia hanya tersenyum kecil, bel istirahat belum berbunyi. Itu artinya, aku bisa menemani mereka hingga dijemput. Aku bercakap sedikit tentang Rifky dan Osa, Mia dan Yayas yang sok tahu, menjawab seenaknya. tak lama, datanglah Dadan menjemput Yayas dan Mia. Sejenak tempat itu hening, aku dan Hani sama menatap langut biru. Memecah kesunyian, aku bertanya pada Hani iseng.
“Udah punya pacar belom Hani??”
“Nggak punya……”
“Suka sama siapa?”
“Nggak ada……”
“Sayang??”
“Nggak juga……”
“Ini aja deh, Hani cinta ama siapa hayoo??”
“Hani nggak cinta sama siapa-siapa kak, cinta Hani hanya satu dan hanya untuk Allah…….” Jawaban Hani membuatku terdiam, aku membelai kepalanya lembut dan tersenyum. Aku bangga dengan jawaban Hani, Hani tak seperti teman-temannya yang sibuk dengan urusan pacar, aku bangga dengan Hani, aku bangga bisa dekat dengan Hani. Cinta Hani hanyalah untuk Allah. Hanya satu, untuk Allah.  Jawaban yang jarang sekali didapatkan dari seorang anak orang kaya yang tak begitu memperdulikan agama. Jawaban yang jarang sekali dipikirkan oleh seorang anak kelas satu!


Kisah Nyata Yang Kualami, Jawaban Nyata Yang Kudengar Dari Seorang Hani, Anak kelas Satu A, Angkatan Ke 9

1 komentar:

  1. wah,subhanallah ya...aku juga suka sedih kalo liat anak2 SD atau SMP yang udah sibuk sama pacar2an. Padahal di usia seperti itu, lebih asyik di habiskan sama teman2. :)
    blognya keren...gimana sih pake widget lagu? aku udah coba tapi gagal terus :( *curhat. ajarin dong,,,

    BalasHapus

.

[gigya width="100" height="100" src="http://www.widgipedia.com/widgets/orido/Jam-Garuda-Indonesia-4639-8192_134217728.widget?__install_id=1276566823397&__view=expanded" quality="autohigh" loop="false" wmode="transparent" menu="false" allowScriptAccess="sameDomain" ]