Rabu, 23 November 2011

Allah Tak Akan Membiarkan Hamba-Nya menangis

Assalamu'alaikum sahabat, saya hanya ingin membagi pengalaman yang luar biasa ini. Pertama saya berterima kasih kepada Allah yang selalu ada untuk saya. Saya juga berterima kasih, atas Muhammadiyyah yang menghadirkan Ustadz Yusuf Mansur ke Curup ini. Setelah mengikuti pengajian ustadz Mansur, iri yang ada di hati saya. Karena ustadz Mansur selalu bercerita, mesranya kepada Allah dan juga dekatnya kepada Allah. Karena itu, saya acuh dengan perkataan ustadz Mansur. Tapi, entah bagaimana kata-kata ustadz Mansur lengket di otak saya. Saya hafal semua kata yang dilontarkannya. Selalu saya fikirkan kata "Pulang ke rumah saya Mencari Allah, untuk menceritakan semuanya seperti bercerita pada manusia" itu berarti, ustadz Mansur curhat pada Allah seperti pada manusia. Apakah bisa begitu? ustadz Mansur juga berkata dia selalu meminta kepada Allah, caranya sama persis seperti anak meminta pada orang tua. Memohon.
Hari Sabtu kemarin, Ustadzah meminta raport untuk dikumpulkan agar bisa di data. Sepulang sekolah, saya langsung mencari raport itu? saya membongkar semua yang ada di hadapan saya, rak buku, lemari pakaian, sampai kaleng kertas. Tapi, di manakah raport itu? Oh, Ya Allah, cemas sekali rasanya saat itu tapi hati ini tetap mengingatkan, "Allah selalu ada, Allah tak akan membiarkan hamba-Nya menangis" terus, terus. Waktu hanya tinggal beberapa hari lagi. Tapi esoknya, setelah melaksanakan tahajud disertai witir, hati begitu tenang. Tenang. dan Tenang. Tidak terasa gelisah, hati terkadang bertanya. Oh Allah, mengapa hatiku setenang ini? apa yang akan terjadi? mengapa aku ceria seperti biasa? bukankah harusnya aku merasa gelisah dan cemas atas raport itu? tapi, hati ini tetap tenang. Tenang sekali, aktivitas tidak terganggu. Keceriaan tetap ada pada tempatnya. Dan ketika sampai batas waktu, raport belum juga ditemukan. Hati tetap tenang, wajah tetap tersenyum. Seperti biasa, normal saja. Tibalah saat berangkat, saya hendak menaiki motor, tapi ummi memanggil, saya segera berlari memenuhi panggilan ummi, ummi memberikan sebuah buku yang tak tebal tak tipis, berkulit biru. SubhanAllah! itu raport yang di perlukan hari ini! Allahu Akbar!! Maha Suci Allah!! Tak berhenti saya mengucap Hamdallah dan Takbir. Setelah raport, yang hilang sekarang kertas lembar isian data diri untuk UN. Terakhir di kumpul besok, malam ini saya bolak balik mencari. Selesai maghrib, saya Berdo'a panjang, Mohon Allah Icha hanya ingin bantuan-Mu, Allah Icha tahu Icha hamba ingkar, Tapi, bantulah Icha menjauhi laranganMu, bantu Icha dalam usaha menggapai RidhoMu, CintaMu Allah, jangan biarkan Icha tenggelam ke dalam dunia fana ini ya Allah, ingatkan Icha tuk selalu beristighfar, Allah, Icha malu pada diri Icha yang tidak bisa menjadi hamba yang menepati janjinya, Allah bantu Icha mencari kertas itu, kertas itu Icha butuhkan untuk melanjutkan sekolah ke pesantren yang InsyaAllah, akan mencetak Icha sebegai Hafidzah dan ulama, yang akan membantu Icha memahami setiap kata dari kalamullah, kitabMu Allah, bantu Icha mencari kertas itu agar impian Icha sekolah ke Madinah tercapai, bantu Icha Allah, bantu Icha. Selesai, saya kembali mencari kertas itu, terus dan terus. Kali ini, hati gelisah dan kesal. Ummi terus mengulangi hafalan, saya mendatangi Ummi dan bertanya, tapi Ummi tidak tahu soal itu, bertambah kesallah saya, saya berjalan ke kamar, membongkar semua apa yang di berada di dekat saya, memeriksa satu per satu kertas yang ada di kamar, memeriksa setiap lembar buku dan kitab, tapi tidak ada, air mata menitis, sudah terlalu penat. Saya mengambil buku santri dan mulai mencari Do'a, membaca Do'a hafalan saya, dan duduk menangis. Munculah prasangka buruk pada Allah, terus hingga adik saya datang. Saya membentak dia, karena masih kesal. Berdiri dan kembali membongkar buku dan kitab. Tanpa sengaja, saya memegang sebuah kertas. saya buka dan SubhanAllah!! Allahu Akbar!! Air mata kembali menitis tapi kali ini perasaan takjub, Allahu Akbar! memang benar pernyataan itu, subhanAllah, dan kali ini. Alhamdulillah prasangka buruk itu hilang, Allahu Akbar!! Maha Besar Allah yang semua apa-apa di Bumi ini adalah Milik-Nya dan dalam genggaman-Nya. Allah maha kuasa atas segala yang di kehendaki-Nya.
Ini hanya pengalaman saya, saya harap ini menyentuh hati para sahabat.
Wassalamu'alaikum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 23 November 2011

Allah Tak Akan Membiarkan Hamba-Nya menangis

Assalamu'alaikum sahabat, saya hanya ingin membagi pengalaman yang luar biasa ini. Pertama saya berterima kasih kepada Allah yang selalu ada untuk saya. Saya juga berterima kasih, atas Muhammadiyyah yang menghadirkan Ustadz Yusuf Mansur ke Curup ini. Setelah mengikuti pengajian ustadz Mansur, iri yang ada di hati saya. Karena ustadz Mansur selalu bercerita, mesranya kepada Allah dan juga dekatnya kepada Allah. Karena itu, saya acuh dengan perkataan ustadz Mansur. Tapi, entah bagaimana kata-kata ustadz Mansur lengket di otak saya. Saya hafal semua kata yang dilontarkannya. Selalu saya fikirkan kata "Pulang ke rumah saya Mencari Allah, untuk menceritakan semuanya seperti bercerita pada manusia" itu berarti, ustadz Mansur curhat pada Allah seperti pada manusia. Apakah bisa begitu? ustadz Mansur juga berkata dia selalu meminta kepada Allah, caranya sama persis seperti anak meminta pada orang tua. Memohon.
Hari Sabtu kemarin, Ustadzah meminta raport untuk dikumpulkan agar bisa di data. Sepulang sekolah, saya langsung mencari raport itu? saya membongkar semua yang ada di hadapan saya, rak buku, lemari pakaian, sampai kaleng kertas. Tapi, di manakah raport itu? Oh, Ya Allah, cemas sekali rasanya saat itu tapi hati ini tetap mengingatkan, "Allah selalu ada, Allah tak akan membiarkan hamba-Nya menangis" terus, terus. Waktu hanya tinggal beberapa hari lagi. Tapi esoknya, setelah melaksanakan tahajud disertai witir, hati begitu tenang. Tenang. dan Tenang. Tidak terasa gelisah, hati terkadang bertanya. Oh Allah, mengapa hatiku setenang ini? apa yang akan terjadi? mengapa aku ceria seperti biasa? bukankah harusnya aku merasa gelisah dan cemas atas raport itu? tapi, hati ini tetap tenang. Tenang sekali, aktivitas tidak terganggu. Keceriaan tetap ada pada tempatnya. Dan ketika sampai batas waktu, raport belum juga ditemukan. Hati tetap tenang, wajah tetap tersenyum. Seperti biasa, normal saja. Tibalah saat berangkat, saya hendak menaiki motor, tapi ummi memanggil, saya segera berlari memenuhi panggilan ummi, ummi memberikan sebuah buku yang tak tebal tak tipis, berkulit biru. SubhanAllah! itu raport yang di perlukan hari ini! Allahu Akbar!! Maha Suci Allah!! Tak berhenti saya mengucap Hamdallah dan Takbir. Setelah raport, yang hilang sekarang kertas lembar isian data diri untuk UN. Terakhir di kumpul besok, malam ini saya bolak balik mencari. Selesai maghrib, saya Berdo'a panjang, Mohon Allah Icha hanya ingin bantuan-Mu, Allah Icha tahu Icha hamba ingkar, Tapi, bantulah Icha menjauhi laranganMu, bantu Icha dalam usaha menggapai RidhoMu, CintaMu Allah, jangan biarkan Icha tenggelam ke dalam dunia fana ini ya Allah, ingatkan Icha tuk selalu beristighfar, Allah, Icha malu pada diri Icha yang tidak bisa menjadi hamba yang menepati janjinya, Allah bantu Icha mencari kertas itu, kertas itu Icha butuhkan untuk melanjutkan sekolah ke pesantren yang InsyaAllah, akan mencetak Icha sebegai Hafidzah dan ulama, yang akan membantu Icha memahami setiap kata dari kalamullah, kitabMu Allah, bantu Icha mencari kertas itu agar impian Icha sekolah ke Madinah tercapai, bantu Icha Allah, bantu Icha. Selesai, saya kembali mencari kertas itu, terus dan terus. Kali ini, hati gelisah dan kesal. Ummi terus mengulangi hafalan, saya mendatangi Ummi dan bertanya, tapi Ummi tidak tahu soal itu, bertambah kesallah saya, saya berjalan ke kamar, membongkar semua apa yang di berada di dekat saya, memeriksa satu per satu kertas yang ada di kamar, memeriksa setiap lembar buku dan kitab, tapi tidak ada, air mata menitis, sudah terlalu penat. Saya mengambil buku santri dan mulai mencari Do'a, membaca Do'a hafalan saya, dan duduk menangis. Munculah prasangka buruk pada Allah, terus hingga adik saya datang. Saya membentak dia, karena masih kesal. Berdiri dan kembali membongkar buku dan kitab. Tanpa sengaja, saya memegang sebuah kertas. saya buka dan SubhanAllah!! Allahu Akbar!! Air mata kembali menitis tapi kali ini perasaan takjub, Allahu Akbar! memang benar pernyataan itu, subhanAllah, dan kali ini. Alhamdulillah prasangka buruk itu hilang, Allahu Akbar!! Maha Besar Allah yang semua apa-apa di Bumi ini adalah Milik-Nya dan dalam genggaman-Nya. Allah maha kuasa atas segala yang di kehendaki-Nya.
Ini hanya pengalaman saya, saya harap ini menyentuh hati para sahabat.
Wassalamu'alaikum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.

[gigya width="100" height="100" src="http://www.widgipedia.com/widgets/orido/Jam-Garuda-Indonesia-4639-8192_134217728.widget?__install_id=1276566823397&__view=expanded" quality="autohigh" loop="false" wmode="transparent" menu="false" allowScriptAccess="sameDomain" ]